Ketika menulis ini saya sedang berada di dalam bus menuju Boston, United States. Siapa sangka keinginan saya untuk menginjakan kaki di negeri paman sam sejak jaman sekolah bisa tercapai di tahun ini. Banyak hal menarik yang terjadi di tahun ini sehingga saya rasa perlu untuk mendokumentasikannya di dalam tulisan. Terakhir saya menulis seperti ini sekitar empat tahun yang lalu, tentang saya di tahun 2015, tahun terbaik selama saya duduk di bangku perkuliahan.
Kuartal pertama: belajar dari kegagalan
Mengawali tahun 2019 dengan kegagalan saya pada tahap akhir penerimaan beasiswa pemerintah. Rasa sedihnya sama seperti saat saya tidak diterima SNMPTN. Membuat saya yang tidak suka film thriller, menghabiskan tiga hari menonton beberapa film thriller sendirian di kos. Saking patah hatinya! Haha
Saya selalu percaya bahwa ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, sebenarnya Tuhan sudah mempersiapkan rencana lain yang lebih baik. Setelah saya gagal dalam beasiswa, tidak lama saya mendapatkan kesempatan promosi di kantor. Hal yang tidak saya ekspektasikan sebelumnya karena saya pun baru berada di role tersebut kurang lebih satu tahun sejak lulus management trainee di akhir tahun 2017.
Menutup kuartal pertama dengan perjalanan ke Jepang. Negara favorit saya karena selain semua makanan di sana enak, orang lokal yang ramah dan akses ke mana-mana sangat mudah! Oh ya, selain ke Jepang, di kuartal ini saya juga sempat ke Ubud dan naik gunung di Purwarkarta!
Gunung Lembu, Purwakarta |
Hari pertama di Osaka, Jepang |
Kuartal kedua: keluar dari kebiasaan
Setelah kurang lebih satu setengah tahun menghabiskan banyak waktu saya di pekerjaan, pada kuartal ini saya mencoba melakukan hal yang berbeda: menjadi volunteer dan belajar bahasa isyarat.
Saya selalu suka anak-anak. Ketika menjadi seorang volunteer, akhir pekan adalah hal yang saya tunggu-tunggu karena artinya waktunya saya bermain dengan anak-anak kecil yang lucu nan menggemaskan. Sangat menyenangkan ketika ada satu pertemuan saya tidak datang, kemudian ada seorang anak bertanya, “Kak, kok minggu lalu ngga datang sih?”
Belajar bahasa isyarat pun tak kalah menyenangkan. Saya merasa masuk di lingkungan yang sangat berbeda namun kagum dengan teman-teman kelas saya yang sangat bersemangat belajar bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dan lebih dekat dengan teman tuli.
Menutup kuartal kedua dengan pertambahan usia. Saya bersyukur karena akhirnya bisa merayakan hari lahir di rumah bersama keluarga! Hal yang sangat sulit dilakukan semenjak kepindahan saya ke Jakarta sejak tahun 2012.
Menajadi volunteer di Taman Teman Bermain |
Kuartal ketiga: melawan diri sendiri
Ternyata saya bisa menyelesaikan (half) marathon pertama saya! Meskipun dengan persiapan yang masih kurang, saya cukup bangga dengan diri saya karena bisa berlari selama 21.1km tanpa henti, meskipun dengan waktu tempuh yang mendekati batas cut off haha!
Tepat sebelum half-marathon, saya baru saja kembali dari satu minggu business trip di Vietnam. Kalau diingat-ingat saya cukup ambisius juga untuk urusan race ini: saya baru mendarat di Jakarta hari Sabtu siang, Sabtu sore naik kereta ke Bandung, Minggu pagi saya sudah siap untuk race. Saya bersyukur saya tidak cidera tapi yang pasti tahun depan harus bisa ikut lari dengan persiapan yang lebih baik lagi!
Kuartal ini saya lumayan banyak jalan-jalan. Selain Vietnam, saya juga pergi ke Malaysia untuk training dari kantor. Selain itu, pertama kalinya saya ke Aceh dalam rangka datang ke pernikahan sahabat saya lalu melanjutkan perjalanan ke Pulau Sabang sendirian! Saya sangat suka Pulau Sabang, sayangnya tidak sempat snorkeling di sana karena waktu yang terbatas. Kalau tidak salah ini adalah kali kedua saya menjadi seorang solo traveler. Ternyata pergi sendiri sangat menyenangkan karena kita fokus dengan diri kita sendiri dan seringnya semesta pun mendukung misalnya mendapatkan tour guide yang menyenangkan dan tidak perhitungan atau sopir taksi online yang mau jemput tanpa aplikasi di tempat yang melarang penggunaan taksi online.
My first half marathon and I did it! |
Berada di titik paling barat Indonesia, Pulau Sabang |
Kuartal empat: menikmati sebuah eksplorasi
Saya baru sadar kalau saya sangat menikmati konser musik — yang sesuai dengan selera saya tentunya. Kuartal ini saya menghadiri 3 konser musik: Synchronize Festival, Honne dan Perayaan Bayangan (Hindia).
Menutup kuartal empat atau lebih tepatnya tahun ini dengan perjalanan yang sudah saya impikan sejak duduk di bangku menengah: menginjakan kaki saya di negara Amerika dan Kanada. Pertama kalinya saya berada di udara selama kurang lebih dua puluh empat jam, juga pertama kalinya saya melihat salju secara langsung. Saya sangat bersyukur karena bisa mendapatkan kesempatan ini, akhirnya.
Konser Honne |
Konser Perayaan Bayangan (Hindia) - salah satu konser terbaik saya |
Oh, Hi America! |
Menuju 2020: menjadi lebih baik
Menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya adalah hal yang diharapkan semua orang di setiap pergantian tahun. Cukup klise namun paling tidak kita diingatkan untuk selalu menjadi lebih baik -- dengan harapan apa yang direncanakan tidak berujung menjadi sebuah wacana.
Secara pribadi saya berharap bahwa apa yang saya rencanakan, khususnya tentang ambisi personal, bisa tercapai. Tidak menutup kemungkinan bahwa saya juga menunggu kejutan-kejutan menyenangkan yang mungkin tidak terlintas.
Terima kasih, 2019. Selamat datang, 2020.