Menyambung cerita saya tentang mengeksplorasi Singapura dalam sehari, hari berikutnya saya menghabiskan kurang lebih lima jam di Batam sebelum penerbangan saya kembali ke Jakarta.
Saya bertolak dari HarbourFront menuju Batam Center dengan waktu tempuh kurang lebih selama satu jam, sehingga berangkat dari Singapura pukul satu, sampai di Batam pun juga pukul satu. Ada kejadian yang sedikit membuat jengkel di sini. Saat berada di ruang imigrasi, saya sempat dimarahi oleh petugas imigrasi karena menerima telepon. Saya baru tahu kalau ternyata tidak boleh menggunakan telepon genggam di ruangan tersebut. Saya pikir tidak apa-apa, toh masih antri dan kalau di imigrasi bandara juga tidak dipermasalahkan. Sampai saat saya menulis cerita ini, saya masih ingat wajah menyebalkan Bapak imigrasi itu. :(
Meskipun kedatangan saya di Batam tidak disambut dengan baik, perjalanan harus tetap dilanjutkan. Apalagi jika hanya memiliki beberapa jam di Batam sembari menunggu penerbangan malam. Ya, sebenarnya salah satu tujuan saya ke Batam adalah mendapatkan tiket murah untuk kembali ke Jakarta. Oleh karena itu, keterbatasan waktu ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Jika kamu seperti saya, hanya memiliki waktu singkat (hitungan jam) tetapi ingin keliling Batam, berikut adalah tempat yang bisa kamu kunjungi.
1. Makan / Minum sembari Menitipkan Barang di Mega Mall Batam Center
Mega Mall Batam Center merupakan satu area pusat bisnis di Batam, yang terhubung langsung dengan terminal feri Batam Center. Berdasarkan rekomendasi teman saya, saya pun menitipkan koper saya di tempat penitipan barang di sini. Dijamin aman dan gratis! Tujuan saya menitipkan barang adalah supaya saya bisa naik ojek online ke mana-mana. Saya takut jika menggunakan taksi akan macet (karena sedang hari libur) dan tentunya lebih mahal.
Sambil memutuskan saya ingin ke mana untuk beberapa jam ke depan, saya ngadem terlebih dahulu di Star*ucks. Pukul 13.45 WIB, saya pun mulai memesan ojek online dari Mega Mall menuju Jembatan Barelang. Seperti daerah lain di Indonesia, ternyata ada kesepakatan bahwa ojek online di Batam tidak boleh mengambil penumpang di daerah-daerah tertentu yang biasanya banyak kerumunan, salah satunya Mega Mall. Alhasil, saya harus sedikit berjalan ke depan dekat dengan halte Trans Batam.
2. Berfoto di tulisan "Welcome to Batam"
Ketika si mas ojek sudah datang menjemput saya, saya pun langsung bilang, "Mas, saya mau ke Jembatan Barelang, tapi nanti mampir ke tulisan Welcome to Batam ya. Saya pengen foto di sana. Sebentar kok, cuma foto saja."
Diarahkan dan difotokan oleh Mas Ojek Online |
Belum ke Batam kalau belum foto di depan tulisan berukuran 6 meter dengan tinggi 10 meter ini. Tulisan ini dibangun di Bukit Clara, dekat dengan kantor walikota dan masjid agung kota Batam.
3. Menikmati Keindahan Jembatan Barelang
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit, sampailah di Jembatan Barelang. Jembatan Barelang adalah tujuan utama mengapa saya ingin sekali pergi ke Batam. Sebenarnya biasa saja haha, namun karena dahulu pernah terlibat proyek yang bersinggungan dengan ini, saya pun jadi ingin melihatnya secara langsung.
One of bucket list checked! |
Barelang merupakan singkatan dari Batam, Rempang dan Galang, yang merepresentasikan bahwa jembatan ini menghubungkan pulau-pulau tersebut, termasuk Pulau Nipah dan Pulau Tonton. Jembatan yang dibangun oleh Bapak Habibie ini merupakan ikon terkenal kota Batam. Tak heran jika di sini juga terdapat turis-turis asing.
Namanya juga difotoin orang, ada aja yang kepotong haha. |
Ada beberapa jembatan, namun saya hanya sempat mengunjungi jembatan terbesar saja. Untuk memastikan saya masih bisa mengejar jadwal penerbangan saya, saya hanya menghabiskan kurang lebih 30 menit di sini dengan mas ojek online yang setia menemani (dan memotret saya). :D
4. Menengok Daerah Nongsa
Setelah puas menikmati Jembatan Barelang, saya pun kembali lagi ke Mega Mall untuk mengambil koper dan segera menuju ke bandara. Ditengah perjalanan tersebut, salah satu teman baik saya menelepon bahwa dia akan mengirimkan adiknya untuk mengantarkan saya dari mall ke bandara. Alhamdulillah, rezeki bisa datang dari mana saja. :)
Ekspektasi saya adalah mereka hanya akan mengantar ke bandara langsung karena jam sudah menunjukan pukul setengah lima sore. Akan tetapi, ternyata saya sempat dibawa keliling kota Batam. Sejujurnya saya cukup gelisah karena paling tidak pukul enam saya harus sudah berada di bandara (penerbangan saya jam 19.10 WIB).
Salah satu pelabuhan di Nongsa yang terhubung dengan negara tetangga, termasuk Malaysia. |
Mereka membawa saya ke Nongsa, sebuah kecamatan di Batam yang memiliki pantai-pantai yang indah (katanya). Saya bilang katanya karena saya hanya bisa melihat dari jauh. Namun, di sini juga terdapat cukup banyak resort dan tempat golf bertaraf internasional. Kami pun berfoto di dua tempat berbeda di Nongsa, yang saya tidak tahu apa namanya, namun saya yakini sebagai tempat gaulnya pemuda-pemudi lokal Batam. Bisa dibuktikan dengan pencarian #explorebatam di Instagram haha.
Senja di Nongsa |
Epilog
Perjalanan ke Batam ini merupakan kali pertama saya berkelana sendirian ke kota orang. Selalu banyak hal yang bisa dipelajari ketika travelling di mana pun itu. Mengendalikan marah, bertemu dengan orang baik, bersyukur, meminta tolong kepada orang asing, mencoba mempelajari budaya lokal, dan masih banyak hal lainnya.
Saya percaya bahwa setiap perjalanan memiliki ceritanya sendiri. Dan setiap cerita memiliki pembelajarannya sendiri.
Terima kasih, Mas Ojek yang saya lupa namanya, namun baik hatinya mau nganterin dan nemenin saya. Hampir seharian waktu saya di Batam dihabiskan bersama beliau ini. Cheers :) |
Terima kasih juga, dua bodyguards nya @pietysanta yang sudah nemenin sisa waktu di Batam setelah seharian bersama si Mas Ojek~ |