Mari sama-sama bilang "Alhamdulillah..." karena akhirnya, Briliani Dwi Harnawan Putri S.Akun pada hari Jumat, 12 Februari 2016. Not really official sih karena masih ada sedikit revisi dan administratif yudisium untuk benar-benar resmi menyandang gelar sarjana akuntansi *uhuk.
Selang dua minggu kemudian, Rabu, 24 Februari 2016 segala urusan kampus terkait yudisium dinyatakan selesai! Itu saja sudah masuk satu minggu "istirahat" dari segala urusan skripsi hehe. Sekali lagi, Alhamdulillah sudah resmi lulus dalam waktu 3,5 tahun. Alhamdulillah.
Kalau ditanya rasanya gimana setelah selesai sidang, sejujurnya rasanya biasa aja. Serius biasa aja. Kayak habis selesai presentasi mata kuliah yang "rada serem" aja. Udah itu aja. Cuman bedanya, tambahan sedikit kelegaan ketika sadar... my parents has brought me to this point, from baby to, at least, this bachelor degree. Selain itu yang membuat bersyukur adalah bisa menyelesaikan kewajiban strata satu ini selama 3,5 tahun. Alhamdulillah.
Kalau boleh sedikit cerita, aku baru mulai bener-bener nulis skripsi di awal bulan November 2015. Seingat aku, setelah ikut kegiatan pertukaran, lalu magang sampai bulan Oktober, masih galau super judul skripsiku mau spesifik membahas apa. Kalau topik umum sudah dapat dari Agustus, tapi topik khususnya yang bikin super galau. Bahkan waktu kemarin lulus sidang, ada senior yang bilang:
Senior: "Bril, kalau boleh jujur, sebenernya gue yakin lo ngga bakal lulus tahun ini. Secara waktu November kita ketemu judul lo aja belum fix." *jleb*Lewat tulisan di blog ini, aku mau sharing aja tentang pengalaman gimana bisa selesain kuliah dalam waktu 3,5 tahun, dengan nilai yang alhamdulillah memuaskan, ditambah waktu pengerjaan yang tidak memakan waktu sangat lama, kurang lebih 3 bulan.
Ada 8 tips yang aku rangkum dari apa yang aku lakuin dari mulai ngerjain sampai selesai ngerjain, herewith:
1. Memilih dosen pembimbing yang "srek" dan diusahakan memiliki visi yang sama
Kalau kita suka dan "srek" sama dosen pembimbing kita, bisa dipastikan kita akan lebih semangat dalam mengerjakannya. Dosen pembimbingku kebetulan adalah salah satu dosen favorit semasa perkuliahan awal semester dan mata kuliah yang diajar pun adalah mata kuliah yang aku suka. Selain itu, dosen pembimbingku juga selalu mendukung aku untuk bisa lulus cepat, bahkan membantuku memberi mapping tentang what should I do after graduation.
Kalau kita suka dan "srek" sama dosen pembimbing kita, bisa dipastikan kita akan lebih semangat dalam mengerjakannya. Dosen pembimbingku kebetulan adalah salah satu dosen favorit semasa perkuliahan awal semester dan mata kuliah yang diajar pun adalah mata kuliah yang aku suka. Selain itu, dosen pembimbingku juga selalu mendukung aku untuk bisa lulus cepat, bahkan membantuku memberi mapping tentang what should I do after graduation.
Dosen pembimbing terbaik di seluruh dunia. |
2. Topik umum skripsi adalah sesuatu yang paling disukai selama masa perkuliahan
Cari topik yang bikin mata kita berbinar-binar ketika lagi ngomongin soal itu dan kita ngerasa nggak capek waktu pelajari itu. Sebagai seorang yang nantinya mendapat gelar sarjana akuntansi, seharusnya memang aku mengambil topik yang berbau akuntansi. Padahal, aku anaknya bukan so accounting gitu, cenderung lebih suka bahas dan analisis tentang ekonomi makro dan mikro. Dengan segala cara, konsultasi dengan dosen pembimbing dan ketua program studi, aku pun mengambil topik yang menggabungkan apa yang jadi kesukaanku ditambah kewajiban mengaitkan dengan akuntansi.
3. Cari 25 - 30 jurnal / skripsi / tesis / literatur lain yang membahas tentang topik yang dipilih
Waktu pertama kali bimbingan, ini adalah saran dari dosen pembimbing aku. Tujuannya adalah agar bahasan kita ngga ke mana-mana. Jadi proses untuk menentukan apa yang ingin dibahas, bisa lebih cepat. Caranya tinggal cari aja judul yang menurut kamu cocok dengan topik kamu. Skimming saja, nggak perlu baca abstrak segala.
4. Ambil 5 judul yang paling disuka atau sesuai dan pilih 1 judul yang menjadi acuan utama
Dari 25-30 judul yang dipilih, baca ulang kembali judul secara skimming untuk menentukan 5 judul yang paling sesuai dengan yang ingin kamu bahas. Setelah menentukan 5 judul tersebut, baca semua abstraknya, baca dan pahami dan bismillahirrahmanirrahim... ambil 1 judul sebagai acuan utama kamu nanti.
5. Jangan mengasingkan diri dari teman-teman
Menurut aku ini termasuk komponen penting. Se-introvert apapun kamu, usahakan untuk bertanya atau berkumpul bersama teman-teman kamu sesama pejuang skripsi paling tidak 1-2 minggu sekali. Mengerjakan skripsi bersama malah lebih bagus. Apa tujuannya? Banyak. Selain kamu nggak bete ngerjain sendirian, kamu juga bisa punya temen diskusi kalau lagi stuck. Yang paling penting adalah ketika semangatmu sedang turun, akan ada teman-teman kamu yang men-support.
Aku sempat stuck selama hampir satu bulan. Sempat mau ngambek juga sama dosen karena susah ditemui :p #curhat. Sempet ketinggalan dari temen-temen juga yang sudah mau pada bab III, dan aku bab I aja belum ditulis *jleb. Awalnya rada males buat ketemu temen, takut down dan semacamnya. Namun ternyata, ketika sama temen-temen, bawaannya jadi semangat buat ngerjain lagi. Soalnya temen-temen yang lain juga udah pada semangat.
6. Pokoknya kerjain aja
Nggak usah mikir aneh-aneh. Nggak usah mikir "Udah bagus belum ya?" Ngga usah mikir, "Udah sesuai belum ya?" Intinya, kerjain aja dulu. Urusan benar atau salah, bagus atau belum bagus adalah urusan belakangan. Toh, ada masanya kita baca ulang dan perbaiki yang perlu diperbaiki.
Kalau boleh jujur, aku bahkan secara nekat mengerjakan Bab I, II dan III, padahal dosen belum tersirat bilang oke. Alhamdulillah, dosen pembimbingku pun setuju meski dengan sedikit revisi.
7. Seminar, sidang dan revisiannya: hadapi saja karena semua akan berlalu
Nggak perlu begadang, nggak perlu takut berlebihan, berdoa dan jangan lupa minta restu orang tua. Karena semua akan berlalu. Kalau ada pertanyaan atau sanggahan, jawab sebisa kamu. Kalau misal merasa nggak bisa jawab, tampung saran dari dosen pembahas atau penguji. Selain itu, kita juga harus pandai untuk membaca karakteristik masing-masing dosen. Misalnya dosen A lebih membahas redaksional, dosen B tentang logika, dosen C tentang olahan data, dan sebagainya.
Segala hambatan dan tantangan, hadapi saja. Kalau aku mikirnya, kalau nggak ada tantangan, nanti nggak ada yang bisa diceritain. Oh iya, jangan pernah juga membandingkan proses skripsi kamu dengan teman-teman kamu. Setiap orang pasti memiliki masalah dan hambatannya masing-masing. Jadi, jangan iri misal kamu kira si A lebih mulus pengerjaannya atau kamu kira topik kamu lebih susah jadi wajar. Do not compare with others. Focus on yours.
8. Jangan lupa liburan
Cari topik yang bikin mata kita berbinar-binar ketika lagi ngomongin soal itu dan kita ngerasa nggak capek waktu pelajari itu. Sebagai seorang yang nantinya mendapat gelar sarjana akuntansi, seharusnya memang aku mengambil topik yang berbau akuntansi. Padahal, aku anaknya bukan so accounting gitu, cenderung lebih suka bahas dan analisis tentang ekonomi makro dan mikro. Dengan segala cara, konsultasi dengan dosen pembimbing dan ketua program studi, aku pun mengambil topik yang menggabungkan apa yang jadi kesukaanku ditambah kewajiban mengaitkan dengan akuntansi.
3. Cari 25 - 30 jurnal / skripsi / tesis / literatur lain yang membahas tentang topik yang dipilih
Waktu pertama kali bimbingan, ini adalah saran dari dosen pembimbing aku. Tujuannya adalah agar bahasan kita ngga ke mana-mana. Jadi proses untuk menentukan apa yang ingin dibahas, bisa lebih cepat. Caranya tinggal cari aja judul yang menurut kamu cocok dengan topik kamu. Skimming saja, nggak perlu baca abstrak segala.
4. Ambil 5 judul yang paling disuka atau sesuai dan pilih 1 judul yang menjadi acuan utama
Dari 25-30 judul yang dipilih, baca ulang kembali judul secara skimming untuk menentukan 5 judul yang paling sesuai dengan yang ingin kamu bahas. Setelah menentukan 5 judul tersebut, baca semua abstraknya, baca dan pahami dan bismillahirrahmanirrahim... ambil 1 judul sebagai acuan utama kamu nanti.
5. Jangan mengasingkan diri dari teman-teman
Menurut aku ini termasuk komponen penting. Se-introvert apapun kamu, usahakan untuk bertanya atau berkumpul bersama teman-teman kamu sesama pejuang skripsi paling tidak 1-2 minggu sekali. Mengerjakan skripsi bersama malah lebih bagus. Apa tujuannya? Banyak. Selain kamu nggak bete ngerjain sendirian, kamu juga bisa punya temen diskusi kalau lagi stuck. Yang paling penting adalah ketika semangatmu sedang turun, akan ada teman-teman kamu yang men-support.
Aku sempat stuck selama hampir satu bulan. Sempat mau ngambek juga sama dosen karena susah ditemui :p #curhat. Sempet ketinggalan dari temen-temen juga yang sudah mau pada bab III, dan aku bab I aja belum ditulis *jleb. Awalnya rada males buat ketemu temen, takut down dan semacamnya. Namun ternyata, ketika sama temen-temen, bawaannya jadi semangat buat ngerjain lagi. Soalnya temen-temen yang lain juga udah pada semangat.
6. Pokoknya kerjain aja
Nggak usah mikir aneh-aneh. Nggak usah mikir "Udah bagus belum ya?" Ngga usah mikir, "Udah sesuai belum ya?" Intinya, kerjain aja dulu. Urusan benar atau salah, bagus atau belum bagus adalah urusan belakangan. Toh, ada masanya kita baca ulang dan perbaiki yang perlu diperbaiki.
Kalau boleh jujur, aku bahkan secara nekat mengerjakan Bab I, II dan III, padahal dosen belum tersirat bilang oke. Alhamdulillah, dosen pembimbingku pun setuju meski dengan sedikit revisi.
7. Seminar, sidang dan revisiannya: hadapi saja karena semua akan berlalu
Nggak perlu begadang, nggak perlu takut berlebihan, berdoa dan jangan lupa minta restu orang tua. Karena semua akan berlalu. Kalau ada pertanyaan atau sanggahan, jawab sebisa kamu. Kalau misal merasa nggak bisa jawab, tampung saran dari dosen pembahas atau penguji. Selain itu, kita juga harus pandai untuk membaca karakteristik masing-masing dosen. Misalnya dosen A lebih membahas redaksional, dosen B tentang logika, dosen C tentang olahan data, dan sebagainya.
Segala hambatan dan tantangan, hadapi saja. Kalau aku mikirnya, kalau nggak ada tantangan, nanti nggak ada yang bisa diceritain. Oh iya, jangan pernah juga membandingkan proses skripsi kamu dengan teman-teman kamu. Setiap orang pasti memiliki masalah dan hambatannya masing-masing. Jadi, jangan iri misal kamu kira si A lebih mulus pengerjaannya atau kamu kira topik kamu lebih susah jadi wajar. Do not compare with others. Focus on yours.
8. Jangan lupa liburan
Bukan berarti harus dari pagi sampai malam kita ngerjain skripsi agar bisa kekejar deadline. Santai saja tapi jangan hilang fokus, apalagi hilang semangat buat nyelesain :) Manajemen waktu sangat diperlukan, apalagi jika kamu sembari magang, volunteering atau apapun aktivitas kamu. Selama proses pengerjaan skripsi dari November sampai sidang di Februari, aku masih sempat pulang ke rumah selama satu minggu dan bahkan sempat liburan seminggu lebih di luar kota hihi.
--
Skripsi bukan bicara tentang cepat atau lambat pengerjaan, melainkan tentang bagaimana bentuk kewajiban kita kepada orang tua yang telah mendukung baik secara moral maupun material. Bapak, Ibu, alhamdulillah anakmu sudah sarjana :")
Kurang lebih 8 tips tersebut, kalau ada yang kurang, bisa sharing di kolom komentar ya :)
Skripsi bukan bicara tentang cepat atau lambat pengerjaan, melainkan tentang bagaimana bentuk kewajiban kita kepada orang tua yang telah mendukung baik secara moral maupun material. Bapak, Ibu, alhamdulillah anakmu sudah sarjana :")
Kurang lebih 8 tips tersebut, kalau ada yang kurang, bisa sharing di kolom komentar ya :)