Setelah sarasehan bersama CEO Nutrifood, Pak Mardi Wu |
Selalu ada
kebanggaan tersendiri ketika saya menceritakan pengalaman magang saya di
Nutrifood, khususnya di program Nutrifood Internship Program (NUTRIP) 2015.
Saya selalu bersemangat dan tidak pernah bosan meskipun berulang kali bercerita
kepada orang yang berbeda-beda, baik teman-teman, keluarga maupun siapapun yang
bertanya kepada saya, “Magang di mana?” Bukan bermaksud untuk membandingkan
ataupun merendahkan perusahaan tempat magang teman-teman saya yang lain, program
magang NUTRIP memang berbeda dari perusahaan lain. Kami dipercaya dan
diperlakukan sebagai karyawan, bukan sekadar dipandang sebagai anak bawang.
Saya sangat setuju
dengan apa yang Bapak Mardi Wu katakan ketika kami, NUTRIP 2015 mendapat
kesempatan untuk sharing selama dua
jam, tepat satu bulan sejak kami resmi memulai hari pertama kami di Nutrifood.
Beliau mengatakan bahwa berdasarkan survei, tingkat kebahagiaan karyawan
Nutrifood lebih besar dibandingkan dengan karyawan perusahaan lain. Sebagai
seorang yang awalnya asing dengan segala tetek-bengek
tentang Nutrifood, saya meng-aamiin-i
hal tersebut.
Tidak ada kalimat,
“I hate Monday” dalam kamus pribadi
saya. Meskipun pada awal magang saya harus bolak-balik Pulo Gadung – Kuningan
karena terkait dengan ujian akhir semester dan persiapan program pertukaran
pemuda antar negara, saya tidak pernah merasakan hal tersebut sebagai beban.
Disaat saya hanya bisa menghabiskan waktu dua hari di rumah untuk lebaran serta
harus berada di Jakarta lebih cepat dibanding orang-orang pada umumnya, saya
tidak merasakannya sebagai hal yang berat. Saya senang menjalaninya.
Salah satu sudut ruangan 3A (tempat di mana departemen Brand berada :D) |
Saya dibuat kagum
dengan budaya yang diterapkan di Nutrifood sejak mulai mempelajarinya secara
mendalam pada saat Orientation Week
di minggu pertama magang. Kekaguman kedua adalah budaya yang dijelaskan pun
tidak semata-mata hanya omong kosong, tetapi benar-benar diimplementasikan.
Misalnya, meja kerja yang dibuat terbuka dan tidak dikotak-kotakkan, untuk
memperlihatkan bahwa tidak adanya gap antarkaryawan
di Nutrifood. Khusus di Departemen Brand (karena saya magang di departemen
ini), meja kerja setiap orang berubah-ubah tergantung siapa yang datang terlebih
dahulu, bebas memilih tempat. Selain itu, meskipun magang, kami dilibatkan dan
diperlakukan seperti karyawan Nutrifood lainnya seperti dipercaya untuk memilih
menu acara buka bersama Departemen, mengikuti kelas olahraga setelah jam
kantor, dan sebagainya.
Ketika sedang plant tour ke Ciawi |
Sejalan dengan
misinya, budaya sehat pun sangat kental di Nutrifood. Saya yang awalnya cukup cuek
dengan apa yang saya makan, sekarang mulai mempertimbangkan setiap makanan yang
masuk ke mulut. Bagaimana bisa saya tidak terpengaruh jika hampir semua
karyawan di Nutrifood sangat memperhatikan kesehatannya? Pada awal magang kami
wajib mengukur komposisi tubuh atau yang disebut in-body, mulai dari lemak, otot, air, dan lain-lain. Selain itu,
banyak pilihan kelas olahraga yang bisa kami ikuti seperti body combat, yoga dan T-25. Kami juga bebas untuk berolahraga di
ruang gym setelah jam kerja. Makan
siang yang disediakan di kantin pun sangat sehat karena tidak ada gorengan dan
makanan bersantan. Saya juga menyukai ritual makan di kantin, karena saat di
kantin bebas duduk di manapun dan berbincang dengan siapapun.
Terkait dengan
orang-orang yang bekerja di Nutrifood, semua orang yang berada di sana adalah
orang yang menyenangkan, tidak peduli wilayah kerja, departemen ataupun
jabatan. Tidak pernah absen senyum dan sapaan tulus di setiap pagi memasuki
gerbang kantor serta selalu mau menolong ketika membutuhkan bantuan. Ketika
mengalami kesulitan dalam pengerjaan project,
saya pribadi selain suka “mengganggu” orang di departemen saya sendiri,
saya juga senang “mengganggu” departemen-departemen lain. Sudah biasa jika kami
“mengganggu” Departemen Research untuk
memastikan bahwa analisis kami sudah sesuai ataupun Departemen IT untuk meminta
software baru atau sekadar bertanya,
“Mas, kok laptop saya ngga bisa buat ini?” dan lain-lain.
Intinya, orang-orang di Nutrifood sangat terbuka dan mau menolong sesama.
Group project meeting |
Selepas dari
cerita menyenangkan di atas, sejujurnya ada dua ketakutan yang saya rasakan di
Nutrifood. Pertama, saya takut jika kontribusi yang saya
berikan tidak akan pernah sebanding dengan apa yang saya dapatkan selama NUTRIP
2015. Selain banyaknya ilmu dan pengetahuan baru, saya mampu menggali pengalaman
yang sangat berharga serta cara berpikir yang jauh semakin terbuka.
Kedua, saya takut terkena home sick. J Saya tidak yakin apakah ada perusahaan yang mampu
menerapkan culture perusahaan dengan
begitu kuat, berani menjadi berbeda serta memiliki keterbukaan yang tinggi
seperti Nutrifood. Jika ditanya, apa yang membuat saya begitu senang dan tidak
bosan bercerita tentang NUTRIP dan Nutrifood adalah meskipun hanya sebentar
yakni selama dua bulan, saya benar-benar merasa menjadi bagian dari
#RumahKedua.
Nutrifood Internship Program (NUTRIP) 2015 |
(http://blog.nutrifood.co.id/diarynutrip-dua-ketakutan-briliani-di-nutrifood)