Saya sebenarnya ingin menulis, menceritakan minggu-minggu yang sudah saya lewati. Salah satu minggu-minggu terberat saya, yang cukup membuat saya menjadi seorang zombie berjalan. Akan tetapi, saya merasa bahwa hal ini tidak terlalu menarik untuk diceritakan apalagi dibaca orang. Pertama, terlalu cerita personal dan kedua, mungkin berlebihan.
Apakah hanya saya yang merasakannya, saya merasa semangat belajar saya di kelas pada semester enam ini tidak se-semangat ketika saya masih membawa predikat mahasiswa baru atau mahasiswa tahun pertama. Saya sudah mulai belajar dengan seefektif dan seefisien mungkin, dengan tidak perlu begadang (sebenarnya saya pun tidak pernah begadang untuk ujian) dan tidak over-thinking. Lalu, saya mengalihkan untuk terlibat pada beberapa kompetisi yang menjadi ketertarikan saya,
“I knew that in the silence that followed, that anything could happen here. It might be too late again. I might have missed my chance. But I would at least know I tried, that I took my heart and extended my hand, whatever the outcome.”- Sarah Dessen
Pada awal bulan April lalu, kebetulan tim saya lolos sebagai salah satu finalis Health Agent Award 2015 yang diadakan oleh Nutrifood. Sebagai finalis, kami wajib membuat ide proyek sosial kami mengenai kesehatan benar-benar diimplentasikan. Kami mendapat tanggal kunjungan oleh tim Nutrifood atas proyek kami pada tanggal 28 April 2015. Kami memutuskan untuk menjadikan tanggal 28 April ini sebagai puncak acara proyek setelah 3 minggu berjalan, yakni sejak tanggal 7 April 2015.
Selain itu, saya dengan tim saya yang lain pun secara mendadak mengikuti suatu perlombaan strategy case yang diadakan oleh StudentsxCEOs dan Skha Consulting. Kebetulan lagi, tim saya lolos ke tahap 15 besar dari 170-an tim yang mendaftar. Untuk masuk ke tahap terakhir, tahap Grand Final 5 besar, kami harus mengirimkan hasil pekerjaan kami paling lambat 28 April 2015 pada tengah malam.