Saat saya menulis artikel ini, saya sudah
memasuki hari ke-20 dalam menjalankan proyek #januaria di tumblr pribadi saya,
di http://brilianidhp.tumblr.com.
Proyek #januaria adalah salah satu bentuk tantangan bagi diri saya sendiri
untuk membuat daftar hal-hal yang membuat saya bahagia setiap harinya; yang
dimulai dari hal-hal kecil dan senderhana. Proyek #januaria ini sendiri
terinspirasi oleh salah satu teman di Young On Top Campus Ambassador, Sharima
Umaya. Bedanya, dia membuat proyek untuk jangka waktu satu tahun.
sumber gambar |
Selama dua puluh hari terakhir menjalankan
proyek ini, saya belajar banyak sekali. Saya menjadi semakin percaya bahwa
setiap hal yang besar dimulai dari hal yang kecil dan sederhana. Begitu juga
dengan kebahagiaan. Kebahagian yang besar dimulai dari kebahagiaan yang kecil.
Sederhananya, jika melalui hal kecil saja kita sudah bisa merasa bahagia, bisa
dibayangkan pula bagaimana jika kita mendapatkan sesuatu hal yang sangat besar
atau yang mungkin sudah kita impikan sejak lama?
“Even the biggest thing starts with an Inch."
Bahkan setiap hal yang terbesar pun dimulai dengan satu inchi.
Menuliskan setiap detail yang menjadi
sumber kebahagiaan setiap harinya, membuat saya merasa menjadi seorang yang lebih
bersyukur. Satu hal lain yang saya pelajari adalah adanya fakta bahwa tidak
sepantasnya kita untuk mengeluh ketika kita merasa ada hal yang tidak beres
atau tidak menyenangkan yang terjadi kepada hidup kita. Karena hal tersebut
tidak sebanding dengan setiap nikmat yang diberikan kepada Tuhan yang begitu
besar ketika kita mengakumulasikan setiap kebahagiaan kecil yang kita rasakan
setiap detik, menit, jam dan harinya.
Memandang sesuatu adalah hal kecil atau
besar memang masalah perspektif. Apakah bisa kita memutar-balikkan perspektif
kita untuk suatu hal yang kita rasa harus lakukan. Misalnya ketika kita bangun
kesiangan, apakah kita melihatnya sebagai satu hal untuk disyukuri karena kita
masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia atau kita melihat sebagai satu penyebab
untuk mengeluh dan marah karena bangun kesiangan membuat kita melewatkan suatu
hal yang begitu penting.
Menantang diri saya sendiri dalam proyek
ini membuat saya untuk selalu belajar memahami satu perspektif yang sudah benar
serta untuk selalu belajar memutarkan balikan perspektif yang tidak
menyenangkan untuk satu hal yang patut disyukuri.
Saya tidak menyuruh kamu yang membaca
ini untuk melakukan hal yang sama seperti saya atau Sharima. Tidak harus dengan
menulis setiap detil kebahagiaan yang mungkin mengganggu orang. Tidak harus
dengan tulisan berpola sama yang selalu memenuhi media sosial personal. Tidak harus
kamu repot mengingat apa yang terjadi satu hari ini. Tidak pula meluangkan
setengah sampai satu jam untuk menulis apa yang terjadi.
Namun perlu diingat bahwa bersyukur
adalah hal yang harus dilakukan tidak hanya oleh saya, tetapi juga kamu.
Bersyukur adalah kunci penting untuk bagaimana kita menikmati setiap detik yang
terjadi dalam hidup kita. Untuk bagaimana kita menerima, bagaimana kita terus
belajar dan bagaimana untuk mencegah tubuh kita terpenuhi oleh keluhan yang
berlebihan.
Bersyukur layaknya belajar, sebuah
proses yang tidak pernah ada ujungnya. Bersyukurlah untuk setiap detail hal
yang terjadi terhadap hidup kita. Bersyukurlah untuk belajar bahwa manusia
ditakdirkan untuk tidak pernah berhenti berusaha. Bersyukurlah untuk
memanusiakan diri kita masing-masing.