Satu Januari Dua Ribu Empat Belas (1 Januari 2014): Apa Bedanya?
1/01/2014 09:54:00 AM(sumber gambar) |
Semalam saya bergadang. Berada di dalam kamar, menyelesaikan tugas-tugas saya yang ingin saya segera selesaikan agar tidak menganggu waktu belajar esok. Iya, saya sedang mempersiapkan masa ujian akhir semester saya.
Semalam saya bergadang. Sembari sesekali melihat lini masa berbagai sosial media yang saya miliki. Melihat kehidupan yang tidak terlihat secara fisik, tapi ada. Dengan perbandingan asal, delapan dari sepuluh kicauan atau status di ranah biru berbicara tentang tahun baru.
Tahun baru: apa beda dengan tahun lama? Perbedaan yang ditanggalkan di angka pada posisi terakhir tahun. Dari tiga menjadi empat. Dari empat menjadi lima. Dan jika sudah sampai sembilan, angka puluhan akan berganti dan angka satuan kembali menjadi nol. Apa beda dengan detik yang lebih cepat berubah? Menit yang sering tak terasa kita sudah lewati? Jam, hari, minggu, bulan? Mereka memiliki peran yang lebih dalam membangun pertanggalan angka yang diselebrasikan.
Semalam saya bergadang. Padahal sudah lama tidak pernah bergadang lagi. Ingin rasanya tidur, tapi rasanya dunia saya seperti digempur dengan bom-bom berwarna-warni yang diselangi dengan tiupan terompet.
Saya melihat ke luar dengan batasan kaca jendela kamar saya. Ada sebuah pertunjukkan dengan aktor utama ratusan kembang api dengan berbagai pencahayaan dan posisi serta diiringi dengan tiupan-tiupan terompet yang berasal dari berbagai penjuru. Saya bertanya kepada diri saya sendiri, apa yang sebenarnya mereka selebrasikan?
Semalam saya bergadang. Tapi saya bergadang bukan karena pada siang harinya seorang teman merasa kaget bahwa saya tidak pernah seutuhnya berada pada posisi 00:00:01 1 Januari di setiap pertanggalan angka di posisi akhir. Iya, saya selalu memilih untuk tidur.
Malam tahun pergantian menuju 2013, saya ingat saya masih berada di dalam perjalanan menuju Jakarta, di dalam kereta juga saya melihat bom warna-warni, namun tidak terdengar bunyinya. Malam tahun pergantian tahun sebelum-sebelumnya, saya lewati dengan makan malam bersama keluarga, makan malam itupun sering kali kami lakukan di malam-malam lain di hari-hari lain.
Orang bilang, pergantian tahun harus diawali dengan semangat baru serta impian atau resolusi baru.
Saya bilang, semangat baru bukan hanya diawal tahun, melainkan setiap pagi setelah kita membuka mata sebelum melakukan kegiatan yang membuat hari kita menjadi-lebih-baik-dari-hari-sebelumnya.
Untuk resolusi, saya lebih suka membuat atau me-refresh resolusi baru disetiap tanggal dimana umur saya bertambah dan disetiap pergantian semester yang telah dan akan saya lewati.
Semalam saya bergadang. Bising masih terdengar tetapi tidak seriuh dan tidak lagi seperti sedang membombardir suatu wilayah. Saya lihat waktu sudah menunjukkan pukul 1:51. Saya sudah mengantuk dan tugas saya sudah terselesaikan. Sekarang saya tahu, ini waktunya untuk tidur.
7 comments
Tulisan ini bagus, Bril. Apik! :)
BalasHapusTerima kasih, Mas Haris :)
HapusWah inspiratif, semangat baru bukan cuma di tahun baru aja, tapi di hari baru ya.
BalasHapuswah anda beda dengan yang lain. :D SELAMAT ;D
BalasHapustulisannya inspiratif banget kak:)
BalasHapusTerima kasih :)
HapusTulisanya bagus, dikemas dengan bahasa yang menarik. salam kenal blogger pekalongan.
BalasHapus