Aku baru saja menyelesaikan summary wajib tiap minggu salah satu mata kuliah semester ini. Juga baru saja menyelesaikan tontonan sebuah film cinta yang haru. Selepas keduanya, aku baringkan tubuhku di atas ranjang selama beberapa menit. Menenggelamkan wajahku pada bantal favoritku hingga aku benar-benar susah untuk bernapas.
Aku berbaring lagi, menikmati setiap detik dengan terpaan sinar matahari yang muncul dari jendela kamarku yang memang sengaja aku singkirkan dari tirai yang selama ini menutupinya. Sangat tenang dan nyaman.
Menit berikutnya, mataku menerawang jauh dari langit-langit kamar yang aku lihat. Setelahnya, banyak refleksi yang keluar rasanya dari kombinasi terawangan dan di dalam pikiranku. Aku memutuskan untuk mempersempit refleksiku, setidaknya aku ingin memulai saja dari perjalanan waktuku dalam semester ini.
Aku menyadari bahwa aku bukan mahasiswa tahun pertama yang masih menerawang tentang perjalanan hidup bagaimana dan apa yang akan dan ingin aku lewati hingga kurang lebih tiga setengah tahun lagi.
Aku menyadari bahwa aku sekarang adalah mahasiswa tahun kedua, yang secara samar mulai terlihat bahwa separuh lagi perjalananku di dunia yang bernama per-ku-li-ah-an ini akan berakhir.
Aku menanyakan pada diriku sendiri,
Apa benar apa yang aku dapatkan hingga detik ini adalah apa yang benar-benar aku cari?
Apa benar apa yang aku dapatkan hingga detik ini adalah apa yang benar-benar aku cari?
Apa benar ini adalah salah satu bentuk jalan yang harus aku tempuh dalam menyusun garis hidupku?
Apa benar melanjutkan studiku di benua bernama Amerika adalah murni mimpiku?
Apakah benar bekerja di Bank Indonesia atau perusahaan multinational adalah keinginanku?
Apakah benar berbagai kesibukan yang aku ambil saat ini merupakan bentuk asli dari banyak hal yang aku antusias di dalamnya?
Apakah aku sudah cukup menyiapkan bekal untuk masa depanku yang sarat dengan idealisme yang disebut cita-cita?
---
Aku menutup mata. Berdoa kepada Tuhanku agar memudahkan perjalanan-perjalanan yang akan menjadi perjalanan waktu diakhir garis hidupku.
Semua orang berharap memiliki dan mencapai garis hidup terbaik dan paling membahagiakan. Tak terkecuali aku: aku juga berharap, aku juga menginginkan.
Jakarta, 10 November 2013 10:00 WIB
*ditulis di atas tempat (untuk) tidur, membebaskan pikiran dari berbagai tanggungjawab dan kewajiban
nb: tulisan di atas mungkin terlihat seperti seseorang yang sedang mengalami depresi tingkat ringan. Tapi pada kenyataannya, aku sedang tidak mengalaminya. Aku juga sedang tidak mendapatkan tekanan berlebih. Hanya sedang bermain, bermain dengan pikiranku sendiri.