Terimakasih, kak !
11/09/2012 11:07:00 PM
“Kalian mau makanan enggak ? Aku
punya makanan nih ..”
Aku
mengawali percakapan kami. Aku ingat aku masih ada sisa oleh-oleh yang aku bawa
dari rumah di dalam kotak bekalku. Tak
ada salahnya aku berbagi pikirku.
“Mau !”. “Mau, kak. !”
Terdengar
saut – saut kecil dari mereka. Dan entah mengapa mereka langsung mengerubungiku
begitu saja. Tanpa bertanya makanan apa yang aku bawa. Tanpa bertanya bagaimana
rasanya. Mereka tidak menolak saja aku sangat bahagia. Apalagi seperti ini.
Berdiri dengan rapi, tanpa membuat keramaian, menungguku dan melihat wajah-wajah
mereka.... Ah dasar anak – anak. Wajah tanpa beban dan jujur, aku cemburu.
Aku
raih tas jinjing yang berada di belakang tubuhku. Aku ambil kotak bekal berwarna
putih, hasil pinjaman dari teman satu kos. Aku sodorkan kotak tersebut kepada
mereka. Satu demi satu makanan di dalam bekal tersebut mereka ambil. Hingga
tinggal tersisa dua-tiga potong, mungkin.
Setelah
semua menerima, langkah – langkah kecil tadi bersiap meninggalkanku.
“Hei ! Kalian nggak bilang
terimakasih ?”
Bukannya
aku gila ucapan terimakasih. Bukannya aku memberi dengan pamrih. Mengajari
mereka untuk mengucapkan terimakasih adalah salah satu kewajibanku. Kewajiban
kalian yang sedang membaca tulisan ini juga. Kewajiban kita semua.
Aku
tidak ingin anak-anak kecil tadi tumbuh menjadi generasi yang tidak menghargai
orang lain. Setidaknya mengucapkan terimakasih adalah salah satu bentuk
kecilnya.
“Terimakasih kak !. “Terimakasih
!”. “Makasih ya, kak”.
Mereka masih anak-anak dan mereka perlu belajar....
“Eh bagi dong makanannya”
, teriak dua anak kecil lagi dari salah satu ujung tikungan.
“Itu dikasih kakaknya. Enak lho !”
“Ini masih ada sisa, ambil aja,” timpalku.
Dua
pasang kaki kecil menghampiriku lagi. Dua-tiga potong makanan tadi mereka
ambil. Kotak bekal-pinjaman- pun kosong tanpa sisa. Langkah kecil dua anak tadi
menjauh lagi dariku. Aku pula segera masuk ke dalam kos. Ingin segera mengistirahatkan
syaraf-syaraf tubuhku yang seharian telah beraktivitas.
Sebelum
aku benar-benar masuk dan menutup pintu, terdengar sebuah kalimat pertanyaan dari
salah satu pemilik langkah – langkah kecil tadi.
“Kalian berdua nggak ngucapin
terimakasih ?”
Aku bernapas lega. Artinya mereka sudah mengerti.
Aku bernapas lega. Setidaknya mereka mau berbagi.
mereka bukan anak-anak yang sedang aku ceritakan, mereka hanya mewakili .. (source) |
9 comments
terimakasih kakak ^^
BalasHapussesuatu yg mngkin kita angkap biasa mungkin luar biasa dimata orang lain, dan itu sangat berharga :D
iya selama kita juga dengan senang hati ngasihnya brad :)
Hapusluar biasa kak brilian :)
BalasHapushaha, terimakasih kak irfan ! :)
HapusAnak-anaknya lucu... :D
BalasHapusiya, emang aku lucu kak*eh :DD
Hapusno comment :p
Hapusini ga bisa di RT ato di Like kaya di facebook yah? anyway, i love it
BalasHapustapi masih bisa di-share kok :P
Hapusasal jangan main copy tanpa mencantumkan sumber aja :D