Transisi ke Sosial: Semoga Segera menjadi Kebiasaan

9/26/2012 03:06:00 PM

Sudah memasuki hari ke-26 ku di Ibu Kota dan menjalani  hari - hari anak perkuliahan selama hampir 3 minggu. Memasuki fase - fase awal setelah aku  benar - benar bertransisi dari anak ilmu alam menjadi anak ilmu sosial. Memasuki dunia baruku dengan embel - embel baru, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi, Universitas Bakrie 2012 !

Tentu ada banyak perbedaan - perbedaan yang memunculkan hal - hal baru setelah terperangkap cukup lama dengan ilmu eksakta lalu tiba - tiba harus bergeser ke dalam keluarga ilmu sosial. Berikut, apa yang terjadi denganku selama aku menjalani masa - masa peralihan ini :

Merasa menjadi Manusia Paling Bodoh di Seluruh Dunia

Bukan bermaksud membuat sub-judul yang frontal. Tapi, ya memang itu yang aku rasakan ketika masuk kelas perdana mata kuliah Principle of Accounting. Aku yang notabene ex-anak ilmu alam tulen benar - benar tidak tahu istilah aktiva, passiva, jurnal, buku besar, atau apalah. Apalagi membuat dan menyusun. 

(source)

Banyak teman sekelas yang memang anak sosial tulen, otak mereka menjadi semacam modem dengan koneksi HSDPA super cepat. Terkoneksi dengan apa yang dosen bicarakan. Jadilah aku ketika kuliah perdana Pengantar Akuntansi, terdiam dengan otak yang terbelit.

Untungnya, kelas minggu kedua libur karena bertepatan dengan PILKADA putaran kedua. *menari tor - tor* Tidak mau waktu terbuang sia - sia, aku menghabiskan waktu selama liburan dengan pacaran membaca buku yang berjudul "Akuntansi untuk Orang Awam dan Pemula". Judul yang terlalu menusuk, memang. Tapi aku berterimakasih, setidaknya buku itu memberiku gambaran tentang apa itu a-k-u-n-t-a-n-s-i. Berharap di kelas besok otakku sudah terkoneksi dengan cepat !
 
Terimakasih untuk Buku yang Judulnya Begitu Menusuk :D

Rindu dengan Laboratorium dan Praktikum

Kalau dulu kadang agak males - malesan dengan praktikum (apalagi fisika), sekarang rindu setengah mati dengan itu semua. Rindu dengan gelas ukur, bahan - bahan kimia, preparat dan apapun. Satu - satunya laboratorium yang dimasuki sekarang paling - paling hanya laboratorium komputer. Dan tidak ada praktikum disana ._. #sikap.

Oke, ini emang bukan lab di sekolah dulu (picture source)
  

Belajar Lebih Lama, Memahami Lebih Dalam

Memahami istilah - istilah baru, ilmu baru dan metode belajar yang baru. Semua yang serba baru, perlu pendalaman yang lebih dalam menurutku. Berharap segera mendasar, agar tidak salah jalan. Ilmu sosial begitu luas. Lebih banyak aksara daripada rumus - rumus atau simbol - simbol aneh !

Masa - masa transisi memaksaku untuk selalu belajar pada malam harinya. Setidaknya membaca materi - materi yang akan  diajarkan pada hari itu, membantuku untuk tinggal membenarkan apa yang aku pahami sebelumnya.
buku pegangan untuk semester satu.


Tugas - tugas Belum Pernah Terselesaikan secara Sempurna

Entah karena apa, setiap tugas yang diberikan ada saja yang tidak bisa dikerjakan. Berusaha mengerjakan sendiri ? Sudah. Belajar kelompok ? Sudah. Tetap saja, masih ada  tugas - tugas tertentu yang tertinggal. Akhirnya, meminta tolong kepada kakak senior. Baru, ketika semua tidak mengerti, kami tanyakan pada bapak atau ibu pemberi tugas (baca: dosen).

Itulah sedikit paparanku, masih banyak sebenarnya. Tapi, waktu memaksaku untuk segera mengalihkan pandangan dari cahaya si komputer jinjing. Berharap si kebiasaan akan datang lalu menggeser si transisi di dunia baruku ini. See ya !


You Might Also Like

5 comments

  1. semangat semangat sist ^^

    perlahan tapi pasti yg penting endingnya bisa sukses sist

    BalasHapus
  2. keep moving!! ^^
    ntar lama2 juga kebiasa kok..
    IPA pindah ke IPS malah enak, daripada IPS pindah ke IPA.. lebih mampus lagi itu. hahaaa

    BalasHapus
  3. hahaha, gue suka part yang di coret,hahaha

    BalasHapus

Subscribe