Kamu datang kepadaku. Berulang kali. Hingga kamu sendirilah yang
membuatku membentuk kebiasaan – kebiasaan baru yang aku pun tak menyangka aku
akan suka dengan kebiasaan – kebiasaan itu.
Sebelum aku mengenalmu, semua terasa biasa saja. Aku memandang dunia
sebagi sisi yang menurutku sangat biasa. Langit biru, rumput hijau, pohon yang
menjulang tinggi, pegunungan yang dingin. Begitu biasa.
source |
Aku kadang tak habis pikir mengapa hampir semua anggota spesiesku
berkata, “Oh indah sekali” kepada hal - hal tersebut. Misalkan ketika pelangi menempelkan tubuhnya di langit.
Bagiku ? Itu sekadar fenomena alam yang terjadi karena air dan cahaya yang
beradu dalam posisi tertentu. Bukankah memang ketentuannya seperti itu ?
Ada lagi, mereka bilang mereka suka hujan. Menurutku, mereka sama saja dengan membuat suatu kemunafikan. Buktinya, hampir seluruh dari mereka - yang berkata menyukai hujan - tidak rela jika tubuhnya basah karena tetesan hujan. Mereka bilang mereka suka hujan, tapi mereka selalu mengenakan payung atau jas hujan ketika hujan membungkus tempat dimana mereka sedang berada.
Setelah aku mengenalmu, aku sadar bahwa mereka tidak salah. Aku baru sadar bahwa dunia dan isinya lebih indah dari yang aku rasa selama ini. Aku merasa lebih bahagia ketika pelangi muncul sehabis hujan. Aku juga merasa begitu senang saat hujan turun. Setelah awan - awan abu merangkak mencari tempat yang tepat untuk menjatuhkan beban yang telah dikandungnya.
Kebiasaan baru bagiku. Kebiasaan yang muncul karena kamu datang. Kebiasaan baru yang aku suka karena aku terlalu bahagia kamu datang, kamu ada dan selalu ada.
----------------
Setelah cukup lama aku mengenalmu, aku masih menyukai hal - hal yang dahulu aku anggap biasa. Hanya saja, sekarang tanpa kamu. Kamu tidak pernah datang, entah dengan alasan apa. Tidak pernah datang dan tidak pernah ada.
Apakah misimu telah habis untukku ?
Apakah kamu harus pergi setelah benar - benar mengubahku ?
Begitukah ?
Kenapa kamu masih diam saja ?
Kenapa kamu tidak menjawab ?